top of page
Search

Ancaman Cyber: Meningkatnya Serangan DDoS dan Dampaknya bagi Keamanan Dunia Digital

  • Writer: mohnovil22134
    mohnovil22134
  • May 23
  • 4 min read


Pendahuluan: Ancaman Cyber di Dunia Digital

Di era digital ini, ancaman cyber menjadi salah satu isu yang tidak bisa diabaikan. Serangan cyber dapat datang dari berbagai motivasi dan bentuk, mulai dari malware seperti ransomware, virus, hingga serangan yang lebih kompleks dan merusak seperti Distributed Denial of Service (DDoS). Mari kita fokus pada jenis serangan yang semakin marak terjadi, yaitu DDoS, yang terus berkembang dalam skala dan dampaknya di seluruh dunia.


Peningkatan Serangan DDoS di Indonesia dan Global

Berdasarkan data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), pada tahun 2024 tercatat sekitar 330.527.636 anomali traffic data yang berhasil terdeteksi di Indonesia. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam serangan DDoS yang mengancam integritas dan ketersediaan data di internet. Dari total anomali tersebut, sekitar 81.286.596 sumber trafficnya diketahui berasal dari Mirai botnet, sebuah botnet yang terkenal karena menyebar ke perangkat IoT (Internet of Things). Mirai botnet bekerja dengan memanfaatkan perangkat IoT yang terhubung ke internet, seperti kamera keamanan dan router, untuk melancarkan serangan besar-besaran tanpa sepengetahuan pemilik perangkat.


Pada tahun yang sama, serangan DDoS di Indonesia tercatat berlangsung hingga 375 menit per serangan, menunjukkan ancaman besar terhadap server dan layanan online di Indonesia. Bagi perusahaan yang menyimpan data di cloud, serangan semacam ini dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar, baik dalam hal downtime maupun reputasi.


Secara global, serangan DDoS juga menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan. Menurut data dari Crowdstrike, serangan siber secara keseluruhan meningkat hingga 76% pada tahun 2023. Ini mencerminkan betapa seriusnya ancaman cyber ini di tingkat global. Bahkan, pada tahun 2024, perusahaan keamanan siber Stormwall berhasil menangani dan mencegah sekitar 6.6 juta serangan DDoS.


Serangan DDoS Terbesar dalam Sejarah

Pada tahun 2024, serangan DDoS terbesar yang tercatat mencapai 1.6 TB per detik, jauh lebih besar daripada serangan DDoS lainnya yang sebelumnya tercatat sekitar 100 GB atau 500 GB per detik. Bayangkan jika serangan sebesar itu menargetkan komputer atau server pribadi Anda, tentu saja akan menyebabkan kerusakan besar, bahkan membuat sistem Anda benar-benar mati.


Apa Itu Downtime?

Downtime merujuk pada periode waktu di mana sebuah server atau sistem tidak dapat beroperasi dengan normal, biasanya disebabkan oleh gangguan teknis seperti serangan DDoS. Misalnya, jika sebuah situs web atau aplikasi tidak dapat diakses karena terlalu banyak traffic yang datang dalam waktu singkat, maka sistem tersebut mengalami downtime. Analogi yang mudah dipahami adalah jika Anda sedang mengantri di sebuah loket, tetapi tiba-tiba datang ratusan orang yang ikut mengantre. Hal ini menyebabkan loket menjadi overload dan Anda tidak bisa mendapatkan pelayanan dengan cepat. Dalam dunia teknologi, hal ini menyebabkan kerugian bagi bisnis yang mengandalkan ketersediaan layanan digital.


Motivasi di Balik Serangan DDoS

Serangan DDoS tidak hanya dilakukan dengan tujuan merusak semata, tetapi ada berbagai macam motivasi yang mendasari serangan ini:


  1. Ransom DDoS: Dalam jenis serangan ini, pelaku cyber meminta tebusan untuk menghentikan serangan DDoS. Biasanya, organisasi atau perusahaan yang menjadi target diminta untuk membayar sejumlah uang agar server mereka tidak terus diserang.

  2. Hacktivism: Hacktivism adalah bentuk protes digital yang dilakukan dengan cara menyerang situs web atau layanan online yang dianggap mendukung kebijakan atau ideologi yang tidak disukai oleh kelompok tertentu. Serangan ini seringkali ditujukan pada pemerintah, perusahaan besar, atau organisasi internasional.

  3. Corporate Sabotage: Pada beberapa kasus, serangan DDoS dilakukan oleh pesaing bisnis dengan tujuan merusak reputasi perusahaan atau menghentikan operasionalnya sementara waktu. Ini adalah bentuk persaingan tidak sehat yang merugikan pihak lain.

  4. Nation State Threats: Negara-negara tertentu mungkin melancarkan serangan DDoS sebagai bagian dari perang siber terhadap negara lain. Serangan ini bisa menargetkan infrastruktur kritis, seperti sektor energi, telekomunikasi, atau sistem pemerintahan, untuk menciptakan kekacauan.


Serangan DDoS Terkenal: HTTP/2 Rapid Reset dan Cloudflare 202

Serangan DDoS yang terkenal pada tahun 2023 adalah HTTP/2 Rapid Reset yang melibatkan 298 juta RPS (Requests Per Second) yang menyerang Google. Kemudian, pada tahun 2024, Cloudflare mencatatkan serangan DDoS terbesar yang pernah mereka tangani, yaitu sebesar 5.6 Tbps (terabyte per detik). Angka ini sangat mencengangkan dan menunjukkan betapa besarnya potensi kerusakan yang bisa diakibatkan oleh serangan DDoS jika tidak segera ditangani dengan baik.


Memahami DDoS dalam Dunia Keamanan Cyber

Dalam pandangan dunia keamanan siber, DDoS merupakan ancaman yang serius karena dapat mengganggu ketersediaan layanan dan merusak integritas data. DDoS adalah serangan yang dirancang untuk membuat server atau jaringan tidak dapat diakses dengan cara membanjiri server target dengan traffic palsu. Hal ini akan membebani sistem dan akhirnya membuat layanan menjadi tidak tersedia bagi pengguna sah.


Tipe-Tipe Serangan DDoS

  1. Volumetric: Tipe ini melibatkan serangan dengan volume traffic yang sangat besar, seperti UDP (User Datagram Protocol) Flood atau DNS (Domain Name System) Flood, yang dirancang untuk membanjiri jaringan dengan traffic yang luar biasa banyak.

  2. Protocol-Based: Serangan jenis ini berfokus pada kelemahan dalam protokol jaringan tertentu, seperti serangan TCP SYN Flood, yang menyebabkan server tidak dapat menangani permintaan yang terlalu banyak.

  3. Application Layer: Jenis serangan ini lebih canggih karena menargetkan lapisan aplikasi, seperti serangan HTTP Flood yang berusaha menghabiskan sumber daya server dengan mengirimkan permintaan HTTP yang sangat banyak.


Teknik Deteksi dan Pencegahan Serangan DDoS

Untuk mendeteksi dan mencegah serangan DDoS, beberapa teknik dapat diterapkan:

  1. Real-Time Traffic Analysis: Analisis lalu lintas secara real-time dapat membantu mendeteksi lonjakan traffic yang tidak wajar dan mengidentifikasi potensi serangan lebih awal.

  2. Threat Intelligence Feeds: Memanfaatkan informasi intelijen ancaman yang diperoleh dari sumber tepercaya dapat membantu mengidentifikasi pola serangan DDoS dan memitigasinya lebih cepat.

  3. AI Anomaly Detection: Teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat digunakan untuk mendeteksi anomali dalam perilaku jaringan dan server, yang mungkin mengindikasikan adanya serangan DDoS.


Dampak Serangan DDoS dan Cara Mencegahnya

Dampak dari serangan DDoS bisa sangat merugikan bagi perusahaan, termasuk:

  1. SLA Penalties: Kegagalan untuk memenuhi Service Level Agreements (SLA) dapat mengakibatkan denda atau kerugian finansial.

  2. Hilangan Kepercayaan Customer dan Churn: Pelanggan yang mengalami gangguan layanan bisa kehilangan kepercayaan pada perusahaan, yang berpotensi menyebabkan mereka beralih ke kompetitor.

  3. Unplanned Mitigation Costs: Menghadapi serangan DDoS yang tidak terduga bisa mengakibatkan biaya mitigasi yang tidak direncanakan, seperti penggunaan sumber daya tambahan untuk memulihkan sistem.


Untuk mencegah serangan DDoS, perusahaan dapat menerapkan langkah-langkah berikut:

  1. Proactive Monitoring: Memantau jaringan dan server secara proaktif untuk mendeteksi serangan lebih awal.

  2. Multilayered Protection: Menggunakan perlindungan berlapis, mulai dari firewall hingga sistem deteksi intrusi, untuk meningkatkan ketahanan terhadap serangan.

  3. Combining Network Visibility with Behavioral Analytics: Menggabungkan visibilitas jaringan dengan analitik perilaku untuk mendeteksi pola serangan yang lebih kompleks dan memitigasinya secara efisien.

 
 
 

Kommentare


AKU NOVIL

Blog ini adalah hasil dari perjalanan belajar dan eksplorasi, semoga bisa menjadi sumber informasi yang bermanfaat dan inspiratif bagi semua pembaca.

UNESA (Universitas Negeri Surabaya)_edit
  • LinkedIn
  • Instagram
  • TikTok
  • Youtube
bottom of page